Kamis, 03 Juli 2014

Rigidity

Untuk pemilik senyum terindah yang membuatku terlatih menghadapi sport Jantung, setiap waktu.

Bulan juni dan Mistery of the Rain nya akhirnya benar-benar berakhir.. Lalu bagaimana dengan 'kebekuan' diantara kita? Ya.. Tentu saja masih sama saat aku menceritakannya di awal bulan juni dengan rintik hujannya, tidak mencair sepersekian mili pun.

Bahkan sosokmu semakin hari, semakin tak terjangkau oleh radarku. Keberadaanmu selalu membawa sejuta tanya diotakku. Kamu kemana? Dimana? Apakah kau benar-benar ingin pergi? Pergi jauh hingga ratusan, ribuan bahkan jutaan kilometer dariku?!

Asal kau tau, aku tidak bisa beradaptasi dengan sikapmu yang serba tiba-tiba seperti itu. Tiba-tiba datang, lalu tiba-tiba menghilang dari pandanganku, tiba-tiba manis, lalu pada akhirnya menghidangkan kepahitan yang miris.

Kuperingatkan, tuan.. jika kau benar-benar ingin pergi, pergilah.! Tapi jangan lupa bawa serta kenangan yang kini membelengguku dengan bayang-bayang indah di masa lalu, dengan kata-kata 'dulu' yang tak pernah dapat kutemukan ujungnya.

Dariku yang hanya berani menulis kata-kata, memendam perasaan lewat puisi-puisi dan berharap esok atau lusa kau akan sempat membacanya.

Sabtu, 21 Juni 2014

Longing

Siang ini surya terlalu terik untuk menghadirkan hujan bulan Juni seperti kemarin. Kicauan-kicauan beberapa jenis aves diluar sana semakin terdengar jelas saat aku meninggalkan ruang kelas menuju koridor sekolah.

Ah kamu, ternyata sedang disana. Duduk di bangku koridor utama sekolah dengan 'mereka' yang memang selalu bersamamu. Kita bersama ditempat yang sama tanpa kalimat bahkan kata sekalipun.

Indera pendengaranku perlahan mulai menginterupsi setiap kata demi kata yang kau bicarakan bersama kawanmu. Otakku menyimpulkan, kalian tengah membicarakan tugas akhir semester yang harus segera dikumpulkan dalam waktu dekat.

Akhirnya kau menyadari kehadiranku, namun tetap saja, kita masih terpaku dalam diam, dalam tatapan yang seolah saling sapa, bersama hembusan angin yang menawarkan diri untuk menyampaikan ratusan pesan rindu yang gagal tersampaikan di dalam hatiku, bahkan mungkin juga hatimu. Memang, "Yang pergi tanpa pamit, yang hilang tanpa bilang, yang pisah tanpa isyarat akan selalu dirindukan."

Aku memohon maaf dengan sangat kepadamu. Jika aku telah lancang, mempunyai prasangka akan dirimu, atas kehendakmu untuk mempertahankan ketidaktahuanmu. Atau, kau ini hanya berselimut kepura-puraan saja? Pura-pura tidak pernah mengetahui tentang perasaan ini. Atau, memang kau tak mau tahu dengan semua ini?! Entah..

Sabtu, 07 Juni 2014

Kembalilah

Seperti yang telah lalu, kisah ini masih tentangmu, masih tentang 1 dari 1001 kisah yang pernah singgah di pelantaran hidupku.

Kau sadar tidak? Setiap perjumpaan kita akhir-akhir ini selalu berhasil mengkakukan dan membekukan suasana, dan lebih mirisnya lagi di antara kita tak ada yang bisa mencairkan kebekuan nan dahsyat itu.

Kau tau tidak? Aku selalu tersiksa setiap berpapasan denganmu, tak ada lagi sapaan hangat seperti dulu, tak ada lagi canda tawa kita dulu, kini.. hanya tinggal tatapan anehmu yang tak pernah bisa kudefinisikan lagi.

Lalu, apa kau juga tau penyebab keregangan di antara kita? Jika kalimat itu kau tanyakan padaku, tentu aku akan menjawab 'tidak'.

Aku benar-benar bingung mencari-cari alasan yang tepat untuk 'hal' itu, semua terjadi begitu saja bahkan tanpa 'alasan', tak jauh berbeda dari 'kita' yang dulu, tiba-tiba sangat dekat. Sama.. masih tanpa alasan.

Ketahuilah, tuan.. Aku merindukanmu, juga semua kisah yang pernah hadir di antara kita. Saat kamu dan semua keadaan masih bersahabat, saat kau hadir menawarkan kedamaian luar biasa dalam setiap detik kebersamaan kita, saat pesan singkatmu mendominasi deringan handphone ku, saat kalimat manismu selalu menyambut pagiku, saat semua masih baik-baik saja, saat semua belum sebeku 'kita' yang sekarang.

Apapun alasannya, aku mohon dengan sangat, tolong kembalilah.��

Jumat, 23 Mei 2014

Senja dan Kenangan


Senja... kemilau indahdi ufuk timur yang selalu hadir menampakkan keindahan luar biasa yang telah tuhan ciptakan.menjadi saksi bisu pergantian siang dan malam, dua waktu yang tak pernah dapat dipertemukan.

senja... ia mengantarku terbang jauh menerawang kisah di masa silam yang nyaris terlupakan, dengan hadirnya beberapa kisah baru yang seakan tak ingin memberi ruang untuk sepenggal kisah masa laluku yang terpaksa berakhir tanpa kesan.

Kini, fikiranku berkelana jauh. kisah-kisah yang lalu berputar blur, hadir seperti film lusuh yang sudah tak tampak begitu jelas isinya, memainkanbayangbayangmasalalu dikepalaku.

Disini, ku coba mengingat semua yang dulu pernah terjadi. Mengais kembali sisa-sisa bangunan berbentuk ingatan, hal yang kini kusebut sebagai ‘kenangan’.

lalu, bagaimanadenganmu, tuan? apakahkau merasakanhal yang sama seperti yang ku rasakan sekarang? apakah kerinduanmu sama beratnya dengan rinduku? Sudikah kau menyiapkan ruang kosong dihatimu untukku? Kosong? Entahlah.. tulisan ini kubuat hanya sebagai gambaran kisah romantika sendu dibalik kenangan senja kita dahulu.

Aku meratapi kisah pilu yang pernah membalut dimensi kebersamaan kita, aku menyesali kita yang harus terpisah dan kembali menjadi ‘aku’ dan ‘kamu’ yang tentunya tanpa ‘kita’(lagi), kita yang pada akhirnya harus memilih jalan masing-masing dan membiarkan semua rajutan kisah terbalut benang kenangan dalam nalar, bahkan mungkin kini hanya aku yang masih setia menyimpannya.

Akankah masih ada senja hari esok yang akan mengiringi kita menyambut bintang di gelapnya malam, menemani menyaksikan burung ilustrasi senja dandeburan ombak yang berkecipak membentur siluet batu karang seiring tenggelamnya surya di balik barat, saat waktu kembali dalam dekapan rembulan?
Kau tau? Aku ingin kembali merasakan rasa-rasa yang sulit kutebak saat masih bersamamu, dulu. Membingungkan tapi selalu membuatku bahagia.

Senja dan Kenangan, dua hal yang selalu menghampiriku saat mentari tak mampu lagi bertahan. Dua hal yang tak pernah bisa terpisahkan oleh angkuhnya waktu hingga keabadian tiba dan mengakhiri semuanya.
Dariku yang masih setia tersenyum menunggumu dibalik siluet warna ke emasan ‘senja’ yang dulu kau tinggalkan bersama ‘kenangan’.

Sabtu, 26 April 2014

Figuran?

kali ini, aku ingin bercerita tentang seseorang yang mulai ikut terlibat dalam kisahku beberapa waktu terakhir. tapi sepertinya dia hanya bisa menjadi pemeran figuran dan tak memberi dampak berarti untuk alur cerita yang ku bintangi.

sebenarnya dia menarik, dia tampan, dia keren, dia juga cerdas. aku suka senyumnya. deretan giginya yang rapi, pipinya yang sedikit membulat dan matanya yang menyipit saat tersenyum terlihat sangat manis. wanita mana pun pasti akan memuji ketampanannya, dan tanpa menyertakan kemunafikan, aku akui, dia memang tampan.

pria itu juga baik, supel, sederhanah dan perhatian. lalu? apa yang salah pada dirinya? mengapa semua hal yang terlihat indah oleh mataku, tentangnya, tak bisa mendapatkan predikat yang lebih dari sekedar kata "biasa saja" dihatiku? apa iya, karena setitik sifat buruknya yang menutup keindahannya, sehingga tak terbaca oleh hatiku? mungkin.! ah sudahlah, aku rasa itu urusan hati. terlalu konyol rasanya jika aku harus memaksa hatiku untuk menyimpan namanya disana.

belakangan, aku dan dia sering bersama, bercanda, tertawa dan bercerita bersama. aku lupa hal-hal apa saja yang menyebabkan kedekataknku dengannya semakin nampak jelas, aku hanya merasa "nyambung" saja berbagi cerita dengannya, selera humornya juga cukup baik. aku juga suka pilihan kata pengganti yang ia gunakan saat bercerita denganku, "aku, kamu". apa iya? aku tidak jatuh cinta? mungkinkah tidak ada perasaan lain dari sekedar teman bercerita? apakah kontak mata langsungku dengannya setiap hari tidak cukup tajam untuk menembus dinding hatiku? entah..!!! aku belum pernah mendengar hatiku merintih meneriakkan namanya dengan untaian kata cinta. hatiku belum pernah menyatakan bahwa namanya terukir disana. aku bukannya berharap kelak aku akan mencintainya. entah karena memang tidak pernah, atau hatiku malu mengakuinya, entah, entah dan entah..!!  aku hanya merasa aneh pada hatiku saat ini, jujur tipe pria idaman dalam kamusku 90% dia miliki. skor yang tergolong tinggi jika dibandingkan dengan skor2 perolehan mereka yang sebelumnya juga pernah hadir. ah dia menarik tapi ku tak cinta.

Untuk pemeran figuran yang mungkin menginginkan peran utama :')

Asmi's Story♛

Sabtu, 12 April 2014

Akhir Cerita ❤

kisah ini tentang kamu, kamu yang enggan ku sebutkan namanya dalam tulisan, kamu yang telah merubah pola fikirku sedikit demi sedikit akan makna dan arti dari sebuah kata yang sangat fenomenal, yaaa sebut saja itu "cinta". di antara banyak pilihan untuk mencintai, aku lebih memilih menjadi pengagum rahasia dengan pertimbangan bahwa : konsekuensi paling ringan untuk mencintai adalah menjadi "pengagum rahasia".

dan ternyata aku salah, dalam diam hatiku mengamuk, perihnyapun semakin nyata. terlebih ketika kamu memutuskan untuk mematenkan hatimu pada seseorang. harapan itu akhirnya lenyap, hanyut, musnah ditelan bumi. aku ingin marah, tapi pada siapa(?) bahkan untuk sekedar cemburu pun aku tak berhak sama sekali. aku bukanlah siapa-siapa dimatanmu, aku hanyalah seorang pengagum rahasia yang melakukan semuanya dalam diam. untuk sekedar mengenalku pun, mungkin tidak. Haha betapa bodohnya aku selama ini.. biarlah kisah ini berlalu bersama waktu yang terus berganti. aku, kamu dan dia kini tinggal kenangan, sekarang hanya ada kisah tentangmu dan dirinya, tentunya tanpaku.. lembaran2 yang masih kosong untuk mengukir cerita denganmu pun mungkin takkan pernah bisa terisi lagi.

kini semuanya ku anggap usai, usai dengan hadirnya episode baru dalam hidupmu, kisahmu dengan aktor pilihanmu sendiri, dengan skenario yang telah dibuat sedemikian rupa oleh semesta. akupun tak tau alasannya, mengapa semesta tidak pernah berkenan menulis skenario cerita yang lebih indah tentang "kita", dan lebih memilih membuat cerita indah nan romantis untuk "kalian"(?)

mungkin dalam kisah ini aku hanya bisa duduk manis menyaksikan kisah "kalian" layaknya seorang penonton di bangku penonton, menatap nanar objek tontonan dan pasrah terhadap apapun yang akan terjadi dalam tontonan itu :') tanpa berperan dan terlibat sedikitpun tentunya. tapi aku janji, tidak akan hadir sebagai tokoh antagonis dalam kisah barumu ini. aku tidak akan hadir di antara kalian. semoga kisahmu dengannya berakhir happy ending seperti kisah pangeran dan cinderella dalam dongeng cinderella, menjadi kisah teromantis dan abadi seperti kisah romeo dan juliet :')

"aku menyerah pada akhirnya.. perasaan kalian terlalu sulit untuk ku kalahkan" :')

♛Asmi's Story

Melepasmu

Waktu begitu cepat berlalu, mengalir semaunya tanpa henti layaknya aliran air, berputar seiring roda kehidupan. Dengan kejamnya membiarkan ribuan ukiran kisah terbungkus dalam kenangan. Hari-hari yang kita lalui bersama bukanlah waktu yang singkat untuk mengukir kisah sedih dan indah. Kisah yang mengalun tanpa henti dan tak berujung seperti pelangi~

Aku masih ingat dengan jelas saat pertama kali aku mengenakan seragam putih abu-abu, aku menapaki gerbang sekolah menuju koridor dengan riang. Dia yang saat itu berjalan di depan menyapaku dengan senyum manisnya yang sukses membuatku melayang tinggi sampai ke awan ;D

Aku mulai mengenalnya sejak saat itu. Aku yang baru memulai kisahku di masa putih abu-abu, dan dia yang telah menjalaninya lebih dulu dariku. Sejak saat itu, aku dan dia memang sudah saling mengenal, meski tak pernah terlibat dalam sebuah percakapan. Jika ngobol saja tidak, apalagi kenalan. Yaa, kami saling kenal tanpa proses perkenalan, hanya saling mencari tahu saja. Dan, percakapan pertama pun terjadi, berawal dari pesan singkatnya malam itu. Jika mengingatnya, aku suka senyam senyum sendiri. Dia mengirimkannya 2 minggu setelah kejadian di koridor senin pagi. Pesan singkatnya malam itu memang terkesan lebay, lebay yang dibuat buat tentunya "happy anniv 2 week at your new school, ms. cheerful ;D" dengan namanya di akhir pesan. Aku tertawa ketika membaca barisan kalimat dalam pesan yang dia kirimkan untukku. "ketahuilah, kau pandai memulai percakapan."

Hari demi hari telah berlalu, aku dan dia semakin dekat, kini tidak hanya melalui pesan singkat, namun dengan canda yang tertuang dalam kebersamaan disekolah. Kami sering bercerita, tentang apapun, tentang mereka, tentang dia, tentang aku, dan tentang kami. Tentang buku, desain, film, musik, sepak bola, juga tentang cinta. Sebenarnya sedikit canggung, tapi ada perasaan bahagia yang sulit ku jelaskan saat bersamanya. Terkadang di sela tawa dia memerhatikanku dengan intens yang akhirnya membuat pipiku memanas, aku bingung harus membenci keadaan semacam ini atau malah bahagia. Dia selalu berhasil memacu degup jantungku sampai kecepatan maksimum. "kau sangat hebat, tampan"

Aku tersentak saat sang waktu menghentikan kebersamaan kami ketika tiba di persimpangan jalan. Dia yang sebentar lagi akan mengakhiri kisahnya di masa putih abu-abu. Kini masa putih abu-abu nya telah usai, dan aku mulai menyadari, dia tidak akan bisa terus-terusan bersamaku lagi. Aku termenung menatapnya dengan tatapan kosong saat pengumuman kelulusannya. Harusnya aku senang, dia dan teman-temannya lulus dengan nilai yang baik. Tapi aku kalah melawan hatiku yang mulai terhadang kesepian yang semakin lama semakin menyebar luas ke permukaan dan membuat dadaku sesak. Butiran kristal bening berwujud cairan saling beradu menuju dasar mataku. Tidak!! aku tidak boleh terlihat sedih di hadapannya, di tengah kebahagiaannya. segera ku usap cairan bening itu dengan jari-jari ku dan tersenyum kepadanya. Dia menghampiriku dengan senyum manisnya, senyumnya memang selalu terlihat manis di mataku. Dia menghampiriku, menggenggam tanganku dan menceritakan kebahagiaannya di depanku. Dia lulus dengan nilai terbaik dan diterima di universitas idamannya. Aku hanya dapat membalasnya dengan senyuman, bibirku terkunci, aku membisu, kini cairan bening yang ku bendung sejak tadi kubiarkan menetes dari kedua pelupuk mataku dan mebasahi hampir seluruh permukaan pipiku. Aku menangis dengan senyum yang kupertahankan sekuat tenaga. Dia menyeka air mataku dengan kedua tangannya lalu berbisik, "aku pasti akan kembali, kita akan terus bersama, dalam kebersamaan yang jauh lebih indah dari kebersamaan yang telah lalu. Tunggu, tunggulah, dan tetaplah menunungguku. Berhentilah menangis, aku tidak ingin berhenti menyebutmu ms.cheerful". Aku akhirnya menangis sejadi-jadinya, menangis lepas dihadapannya..

"raih cita-citamu tanpa kenal kata lelah, halau segala aral yang melintang. Di depan menanti kehidupan yang harus di taklukkan"

Untukmu yang telah berlalu, yang sebentar lagi akan pergi jauh dari pandangan mataku, kamu yang tengah berjalan menuju gerbang masa depan. Menggapai harapan demi orang-orang terkasih.

~Asmi's Story♛

Jumat, 11 April 2014

Sahabat Jadi Cinta

awalnya kapan? aku juga lupa tepatnya. tapi yang pasti, tahu atau tidak, belakangan kamu telah menjadi objek terindah untuk pandangan mataku, mencuri perhatianku bahkan mungkin juga telah berhasil mencuri hatiku. entahlah.. awalnya aku tak percaya, kamu yang telah aku kenal sejak lama, mengapa kamu? mengapa harus kamu yang memercikkan benih cinta sampai ke hatiku? aku sahabatmu, kamu sahabatku, salahkah aku jika berharap lebih darimu? mungkinkah ini cinta? atau hanya ketertarikan sesaat? aku juga tak tau. aku hanya merasa menemukan sosok yang berbeda. iya, kamu itu 'beda' dari yang lain, dan bodohnya aku yang baru menyadarinya belakangan, bahkan saat keadaan sudah tak mengizinkanku untuk.. maaf, mungkin mencintaimu. tuhan.. mengapa cinta harus datang terlambat(!)

mungkin kamu memang tak pernah menginginkan perasaan semacam ini dariku, tapi apa boleh buat, "I didn't choose you, my heart did". saat mengenalmu pertama kalipun, aku tak pernah meminta untuk mencintaimu, tapi waktu akhirnya membuat keadaan ini menjadi semakin rumit. dan asal kamu tau, aku juga capek, setiap hari harus pura2 tegar, harus pura-pura tersenyum di hadapan kalian. bersandiwara sedemikian rupa agar kalian tidak curiga, berupaya menutupi kepedihan setiap kali kau menyebut namanya dihadapanku, itu sakit, sangaaaat sakit. bahkan aku pernah nyaris menyerah melawan hatiku yang merontaronta meneriakkan nada pilu yang menggema hingga ke dasar tenggorokanku.

tapi anehnya, mulutku masih saja tak mampu berkutik dan mengungkapkan yang sebenarnya terjadi. senyum 'palsu' itu masih tetap melekat kuat di wajahku, seakan aku tak merasakan perih di hati sama sekali. aku berusaha mebuatnya merasa bahwa segalanya baik baik saja meskipun yang kurasa saat ini adalah perasaan yang bahkan kata pun tak dapat mendeskripsikannya.

♛Asmi's Story