Selama ini aku terlalu sibuk berandai-andai, terlalu sibuk bergelayut dengan angan yang pada akhirnya hanya membuatku redup, layaknya bintang korban obsesi rembulan. aku terlalu sibuk merajut asa bersamamu yang jelas-jelas sangat tinggi untuk ku gapai. mengharapkanmu yang tak mungkin untuk dapat ku raih dalam genggamanku. kau terlalu jauh dari jangkauanku, tuan.
mungkin aku telah berharap banyak hal untuk kebersamaan kita, mengiming-imingkan hal yang seharusnya tidak ku simpan dalam daftar keinginanku. seharusnya aku menyadari semua ini dari dulu, bukan baru sekarang disaat perasaan itu sudah terlalu dalam hingga aku tak dapat menutupinya lagi. seharusnya aku sadar, aku dan kamu adalah siang dan malam, meski sangat dekat, tapi tak akan pernah bisa untuk bersatu. kau malam, yang tidak mungkin dapat berkawan dengan cahaya terang sang surya.
aku percaya, hidup ini mengalir seperti sungai. pada akhirnya nanti kamu akan tetap bermuara pada lautmu.
aku masih bisa melihatmu dari jauh, diam-diam memperhatikanmu, memandang senyuman di wajah pemilik nama yang terukir indah di relung hatiku saat ini.
Meski senyuman itu bukan untukku, setidaknya aku masih bisa melihat keindahan luar biasa yang telah tuhan ciptakan dalam dirimu. aku rasa itu sudah cukup.
0 komentar:
Posting Komentar